RSS

Unit Digital Printing


Apa Sih Digital Printing?
Anda mungkin tidak sadar selama ini sudah sangat akrab dengan digital printing. Sehari-hari dikantor dan dirumah anda selalu menggunakannya. Cetak digital adalah semua teknologi reproduksi yang menerima data elektronik dan menggunakan titik (dot) untuk replikasi. Semua mesin cetak yang memanfaatkan komputer sebagai sumber data dan proses cetak memanfaat prinsip titik; dimana gambar atau image pada material (kertas, plastik, tekstil dll) tersusun dari kumpulan titik-titik.
Definisi printer, copier, press
Berdasarkan mesin cetak aplikasi yang ada, maka cetak digital secara garis besar digolongkan 3;
(1) printer – seperti; printer untuk Personal Computer (PC)
(2) copier – seperti; mesin fotokopi yang dilengkapi dengan scanner
(3) press – seperti; mesin cetak offset.
Printer adalah semua teknologi,mesin cetak yang membuat gambar atau image pada kertas yang diambil dari data/file komputer; menghasilkan turunan cetak pertama atau cetak asli dimana setiap cetakan bisa unik atau berubah. Ciri ini memberi kemampuan personalisasi bahan cetakan. Semua dokumen bisa menjadi individual. Teknologi tinta yang dipakai bisa inkjet, wax-transfer dan toner.
Copier atau mesin fotokopi, dicirikan dengan alat scanner; menghasilkan cetakan turunan kedua. Mesin fotokopi dapat menggandakan cetakan turunan pertama. Tinta yang umum dipakai adalah toner, menggunakan teknologi elektrofotografi.
Press atau mesin cetak press, dicirikan dengan sistim mekanis yang mengandalkan penghantar (carrier) image untuk mereplikasi atau menggandakan suatu gambar yang sama ke material (kertas) cetak secara berulang dan terus menerus. Umum ditemukan pada alat cetak offset lithografi, yang memungkinkan melakukan pencetakan dalam ukuran kertas dan jumlah besar.
Dalam perkembangan mesin cetak aplikasi digital, dari ke tiga kelompok tersebut berkembang mesin campuran;
1. Printer Press
2. Press Printer
3. Scanner Printer.
Printer Press, sering disebut sebagai alat cetak printer (dokumen turunan pertama)kualitas tinggi baik hitam putih atau warna. Kecepatan mesin printer mencapai 50 lembar per menit atau lebih, yang dilengkapi dengan belt untuk mempercepat “delivery” dan menahan kertas dengan efek elektrik statik. Belt menggantikan fungsi roller yang sering menimbulkan masalah jamming untuk kecepatan tinggi. Alat printer ini memungkinkan membuat image yang dinamis / berubah pada photoconductor belt atau drum untuk setiap 50 lembar cetakan. Tak jarang alat printer ini dilengkapi dengan fasilitas penjilidan dan finishing.
Press Printer, alat mesin cetak offset press dengan proses pembuatan penghantar image langsung diatas mesin offset – tanpa proses prepress diluar mesin cetak, yang ditambahkan dengan alat cetak printer pada bagian akhir untuk memberikan informasi yang dinamis / berubah. Biasanya alat cetak printer tambahan ini menggunakan teknologi tinta inkjet.
Scanner Printer, alat cetak printer yang dilengkapi dengan peralatan scanner. Mesin cetak ini dilengkapi jaringan yang berhubungan dengan RIP, raster image processor, memungkinkan untuk melakukan modifikasi image hasil dari scanning. Jenis informasi adalah dokumen turunan pertama, ini berbeda dengan mesin copier yang sering rancu karena sama-sama menggunakan peralatan scanner.
Reproduksi Informasi
Untuk lebih memahami konsep digital printing, maka secara garis besar ada 2 kelompok reproduksi informasi;
1. Static printing
2. Dynamic Printing.
Static Printing, proses menggandakan informasi yang sama dan tetap dalam jumlah yang besar. Untuk merubah informasi dari satu hasil cetakan harus mengeluarkan daya upaya, biaya dan jumlah cetakan yang besar yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Kita mengacu pada proses cetak tradisional seperti mesin cetak offset, dimana image carrier yaitu blanket memuat informasi yang sama dan tetap untuk sejumlah lembar cetakan.
Dynamic Printing, proses menggandakan suatu informasi yang bisa berubah-ubah untuk setiap lembar cetakan. Kita bisa mengacu pada mesin copier atau fotokopi, yang dapat menggandakan setiap lembar kertas dengan informasi berbeda tergantung pada informasi yang ingin dikopi.
Berdasarkan ciri dan sifat umum diatas maka dynamic printing banyak ditemukan pada peralatan, metoda dan teknologi digital printing. Kemampuan memberikan dinamika informasi terkait erat dengan penggunaan file dan/atau komputer itu sendiri. Komputer merupakan tonggak utama digital printing.
Parameter Reproduksi Informasi
Secara garis besar terdapat 2 kelompok parameter yaitu;
- Parameter utama dan
- Parameter pelengkap untuk membedakan Static and Dynamic Printing, dan sekaligus panduan dalam menggunakan masing-masing jenis cetakan.
Parameter utama, parameter yang bersifat unik dan khas dalam membedakan static dan dynamis printing, terdiri dari;
1. Image carrier
2. Variability informasi
3. Cycle time
4. Jumlah cetakan
5. Front cost
Lebih lanjut penjelasannya dapat dilihat paragraf berikut “Pendefinisian Digital Printing”.
Parameter pelengkap, parameter yang sifatnya terus berkembang dan berubah dimana suatu saat memungkinkan tidak adanya perbedaan berarti dan unik antara static dan dynamic printing, terdiri dari;
1. Kualitas cetakan
2. Jenis kertas
3. Ukuran kertas
4. Jenis material tinta
Lebih lanjut penjelasannya pada paragraf “Teknologi Peralatan Digital Printing”.
Pendefinisian Digital Printing
Dengan memahami parameter-parameter diatas dengan gampang kita melihat dan mendefinisikan multi aspek dan nama digital printing. Dynamic printing sendiri merupakan benang merah dari istilah digital printing, dimana penggunaan file komputer dan komputer merupakan cikal bakal perkembangan digital printing.
Perkembangan teknologi dari parameter-parameter utama reproduksi informasi menggiring perkembangan digital printing ke aspek-aspek, antara lain;
1. Direct Imaging;
Berkaitan dengan proses pembuatan “image carrier” (pengahantar image seperti plat dan blanket)
2. Variable Printing
Berkaitan dengan variable informasi
3. On-Demand Printing
Berkaitan dengan jumlah cetakan, cycle time dan front cost
4. Distributed Printing
Berkaitan dengan teknologi file komputer itu sendiri yang bisa dipindahkan dan disimpan
5. Digital Prepress dan Workflow
Berkaitan dengan teknologi file komputer itu sendiri yang bisa dipindahkan dan disimpan
Impact & Non-Impact printing
Apakah faktor impact dan non-impatc printing mempunyai dan berperanan dalam perkembangan digital printing?. Jawabannya iya dan tidak, pada awalnya semua digital printing mengacu pada non-impact printing wlaupun dengan teknologi direct imaging kita bisa bisa melakukan proses cetak lithografi yang impact printing.
Namun yang jelas istilah ini bukan menjadi faktor yang mendefinisikan digital printing.
Impact Printing, ditandadi dengan kontaknya pembawa image dengan material cetak (kertas, plastik).
Teknologi Peralatan Digital Printing
Perkembangan teknologi perlatan digital printing sangat dipengaruhi oleh penggunaaan material tinta, antara lain;
- Tinta
- Toner
- Inkjet
- Lain-lain
Kualitas cetak, kertas dan ukuran dipengaruhi oleh perkembangan teknologi diatas dan sekaligus mempengaruhi segmen pasar cetak yang ada.
Prinsip dan Proses Cetak
Artikel ini mengupas prinsip dan proses cetak, karakteristik kualitas cetak yang dihasilkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap kebutuhan jenis tinta.
Secara umum ada 6 proses cetak berikut dengan 12 metode cetak yang bersangkutan. Diluar itu ada beberapa proses cetak khusus yang digunakan dalam kondisi berbeda.
6 Proses Cetak & Metode
1. Planografi;
Proses cetak dengan menggunakan permukaan datar dan rata.
Contoh metode cetak, yaitu:
- Litografi
- Collotype
2. Intaglio;
Proses cetak menggunakan permukaan yang dikerik (tenggelam).
Contoh metode cetak, yaitu:
- Rotogravure
- Steel die
3. Relief;
Proses cetak menggunakan permukaan timbul/menonjol.
Contoh metode cetak, yaitu;
- Letterpress
- Flexography
4. Stencil;
Proses cetak dimana tinta didesak keluar melalui saringan (stencil).
Contoh metode cetak, yaitu;
- Screen printing
- Mimeograph
Kedua proses cetak dibawah ini dapat digolongkan sebagai proses Non-Impact. Disamping itu dilihat dari jenis data yang diproses menjadi image dalam media cetak seperti umumnya kertas, kedua proses cetak dibawah ini digolongkan juga dalam Cetak Digital. Ciri paling utama, data diproses atau dihasilkan oleh komputer.
5. Electrostatic;
Proses cetak dimana image dihantarkan secara eletrostatis.
Contoh metode cetak, yaitu;
- Xerography
- Eletrofax
- Laser printing
6. Inkjet;
Proses cetak dimana menggunakan butiran tinta yang dikenakan arus listrik (setrum).
Contoh metode cetak, yaitu;
- Continuous inkjet
- Drop-on-demand inkjet.
Ketebalan Film Tinta Cetak
Ada berbagai ragam kondisi, kegunaan, keuntungan, kerugian yang terkait dengan ke 6 proses dan metode cetak diatas.
Dibawah ini terlampir perbedaan ketebalan film tinta Cetak Analog yang diwakilkan oleh 5 metode cetak;
1. Sheetfet offset (Litografi) = 1.3 micron (0.0013 mm) atau 0.05 mils
2. Web offset (Litografi) = 1.5 micron (0.0015 mm) atau 0.06 mils
3. Flexo (Relief) = 10 micron (0.010 mm) atau 0.4 mils
4. Gravure (Intaglio) = 20 micron (0.020 mm) atau 1.8 mils.
5. Screen (Stencil) = antara 25 – 125 micron (0.025-0.125 mm) atau 1.0-5.0 mils.
Perbandingan ini dilakukan diatas kertas Coated, dengan warna solid yang penuh, dalam ketebalan film yang (relatif) basah.
Kualitas Cetak dan Komposisi Material Tinta
Menilik perbedaan ketebalan tinta diatas, ada beberap hal yang bisa ditarik;
1. Secara umum semakin tipis film tinta, semakin memungkinkan untuk mencetak gambar atau image dengan ketajaman tinggi. Mesin cetak offset mempunyai gambar ketajaman yang paling tinggi, sementara mesin cetak screen terendah.
2. Proses pembuatan tinta menjadi sangat dipengaruhi oleh ketebaln tinta ini. Film tinta yang tipis pada offset membutuhkan tingkat pigmentasi lebih tinggi (untuk kekuatan warna) dibanding film tinta tebal pada Letterpress atau Flexography.
Film tinta tebal mempunyai lebih banyak filler (bahan pengisi) seperti Calcium Carbonate dan Magnesium Carbonate yang sangat berguna untuk meningkatkan sifat alir tinta di bak mesin cetak Screen Printing dan Letterpress.
Standar Cetak; Siapakah Yang Beruntung?
Standar cetak kadang menjadi kontroversi bagi sebagian pelaku industri cetak, karena tidak dilihat secara menyeluruh dari aspek industri cetak. Namun yang pasti standard cetak saat ini sudah menjadi tren industri cetak dan kebutuhan bagi para pelaku cetak, terlebih barang cetak sudah menjadi suatu barang komoditi dalam artian diproduksi masal – karena jumlah besar dan dimultiplikasi secara konsisten.
Bagi anda “print buyer” dan percetakan, maka standar cetak baik yang ditetapkan oleh ISO, SNAP, SWOP atau GRACoL patut ditilik dan dijadikan referensi.
Celaan atas standard cetak
Disamping argumen negatif yang mencela bahwa standar cetak akan membuat barang cetak menjadi barang komoditi, atau mengurangi nilai tambah. Ada 2 celaan lainnya yang umum kita dengar.
Pertama, standar cetak membuat kualitas cetak menjadi hal yang tidak penting atau kritis lagi, sebab semua orang atau pihak dapat membuat atau mengkopinya dengan gampang. Kedua, yang pada akhirnya standar cetak menghilangkan aspek unik suatu percetakan terhadap para pesaing lainnya.
Dunia cetak sudah lama bergerak dari seni menjadi industri, dengan kata lain tidaklah relevan lagi mendebat bahwa standar cetak menggiring barang cetak menjadi komoditi.
Standar cetak pada kenyataannya tidak membuat seluruh aspek percetak menjadi standar. Secara praktis standar cetak berfokus pada hal yang pokok atas kualitas, dibuat penetapan standar warna atau tinta, sementara tetap membuka peluang inovasi dalam aspek seperti desain, “linescreen”, dan lain sebagainya.
Kenyataan dilapangan andaikan semua percetakan mempunyai kesempatan yang sama untuk mencetak suatu barang cetak yang standar, namun hanya seglintir percetakan – papan atas – saja yang mampu, yaitu mereka yang mumpuni dalam mengontrol keseluruhan proses dan secara konsisten mencetak terus menerus sesuai standar dari waktu ke waktu.
Standar cetak hanya berfokus pada kualitas, suatu perusahaan percetakan dinilai lebih atau unggul dari para pesaing lebih banyak karena pelayanan, kecepatan dan ketepatan menyelesaikan proyek dan seberapa andal memecahkan masalah atau komplain yang muncul.
Tantangan pembeli barang cetak
Jadi kalau sudah tahu bagaimana dinamika industri cetak, siapa takut dengan standar cetak?
Justru para pelaku cetak harus dapat memaksimalkan sisi positif yang diusung oleh standar. Sudah umum pembeli barag cetak tidak bisa mengandalkan satu percetakan saja, bisa karena masalah lokasi, luasnya area penyebaran barang cetakan yang harus disebar, keterbatasan kapasitas suatu percetakan, atau bahkan mengurangi ketergantungan terhadap satu percetakan.
Pembeli barang cetak seperti perusahaan iklan harus memikirkan material cetak dapat selesai saat kampanye promosi suati produk dimulai, karena kalau terjadi keterlambatan maka program iklan menjadi macet dan terganggu. Ujungnya unjuk kerja manager promosi bisa buruk dan karirnya tidak maju. Manajer promosi di Singapura harus mengontrol anggaran biaya promosi, kalau mencetak di Singapura dan harus dikirim ke Indonesia untuk program promosi di Indonesia pastilah tidak efisien.
Keuntungan buat pembeli barang cetak
Ada beberapa hal yang membuat anda para “print buyer” menjadi nyaman dan maksimal dalam bekerja;
(1) Mempunyai pegangan yang konkrit, efektif dan netral dalam proses “file preparation” dan “in-house proofing”; jelas, tidak ada faktor suka dan tidak suka.
(2) Menerima “proof” dari percetakan sesuai dengan yang diinginkan, semua faktor warna misalnya sudah baku; tidak ada lagi faktor kejutan ternyata hasil akhir cetakan berbeda.
(3) Mengurangi proses “proofing” yang sering harus bolak-balik dan mempercepat proses persetujuan naik cetak.
(4) Menselaraskan aspek-aspek yang diinginkan atau diharapkan dengan pihak percetakan. Hal ini layaknya kita naik taxi, saat duduk dalam mobil kita memberi tujuan tempat dan kadang kala juga jalan yang akan dilalui ke sopir taxi, kalau tidak – maka sopir taxi akan mutar-mutar tidak keruan, atau sampai ketujuan namun sudah telat waktu.
Keuntungan buat percetakan
Percetakan pada saat yang bersamaan meraih hal-hal positif yang sama seperti halnya pembeli barang cetak. Berkerja dengan pelanggan yang puas dengan “proof” dan tahu atas apa yang diinginkan pastilah suatu yang menyenangkan, sebab mengurangi rasa was-was dan khawatir bila produk cetaknya ditolak dan tidak dibayar.
Dengan “proof” yang jelas, maka mengurangi biaya “make ready”, proses awal cetak diatas mesin cetak dalam upaya mencari warna dan registrasi cetak sesuai dengan “proof”.
Kenyataan lapangan, suatu percetakan yang terus menerus dapat secara konsisten mencetak suatu proyek cetakan tepat seperti yang diinginkan pelanggan, pasti akan meraih reputasi industri. Standar cetak dapat membuat proses komunikasi dengan pelanggan menjadi efisien dan efektif, dengan kata lain “kalau ngomong nyambung” maka pasti akan disukai pelanggan dan pasar. Percetakan seperti ini sering disebut sebagai percetakan profesional, tentulah mereka biasanya mempunyai keunggulan bersaing.
Beberapa standar cetak
Ada beberapa standar cetak yang umum ditemui saat ini di industri yang dapat dipecah dalam 3 kategori barang cetak;
1. Newsprint – cetak koran
Ada dua standar yaitu ISO 12647-3 dan SNAP
2. Publication – majalah dan publikasi
Ada dua standar cetak yaitu ISO 12647-2 dan SWOP
3. Commercial – brosur, promosi dll
Ada 2 standar cetak yaitu ISO 12647-2 dan GRACo
Ukuran Kertas & Area Cetak
Oleh: Aliya Design & Print
Bagi para ‘pemula’ seringkali terjadi kesalahan dalam pengukuran film, sehingga berdampak pada saat persiapan percetakan. Ini berawal dari kesalahan pembuatan ukuran desain, misalnya desain di CorelDraw. Bagi yang baru memakai aplikasi ini terkadang karena ketidaktahuan tidak memperhatikan tampilan 100% desain yang telah dibuat.
Kesalahan umum
Kesalahan ini mengakibatkan ukuran film tidak sesuai (misalnya ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil) maka mesin cetak yang dipakaipun akan lain. Dampak lain adalah pada jumlah cetak untuk satu plano. Misalnya, seharusnya perkiraan dalam 1 plano akan dibuat 12 buah cetak, karena salah perhitungan yang terjadi adalah kurang dari jumlah seharusnya, dan banyak lagi dampak lain yang berujung pada pembengkakan biaya produksi.
Tabel ukuran
Berikut ini kami sampaikan tabel ukuran kertas, area cetak dan masing-masing mesin yang dipakai (dalam satuan centimeter):
1. Mesin: GTO46 (38.1x 46.0), Ukuran kertas: 32 x 46, Area Cetak: 31 x 45
2. Mesin: GTO52 (40 x 51), Ukuran kertas: 36 x 52, Area Cetak: 34 x 50
3. Mesin: SOR M (61.5 x 72.4), Ukuran kertas: 52 x 74, Area Cetak: 51 x 72
4. Mesin: SOR D (71.5 x 91.5), Ukuran kertas: 71.5 x 91.5, Area Cetak: 70 x 90
5. Mesin: SOR S (77 x 103), Ukuran kertas: 70 x 100, Area Cetak: 69 x 98
6. Mesin: OLIVER58 (51 x 57), Ukuran kertas: 44 x 58, Area Cetak: 42 x 56
7. Mesin: OLIVER52, Ukuran kertas: 36 x 52, Area Cetak: 34 x 50
8. Mesin: OLIVER46, Ukuran kertas: 33 x 48, Area Cetak: 32 x 47
9. Mesin: OLIVER72, Ukuran kertas: 50 x 70, Area Cetak: 48 x 68
Panduan
Sebagai panduan, 1 plano berukuran 79×109cm = 8611.
Contoh;
ukuran film 35×30cm, akan dibuat 500cetak. Maka jumlah kertas yang diperlukan adalah: 8611/(35*30) = 8611/1120 = 8.2. Artinya 1 plano akan terbentuk sebanyak 8 buah cetak. Sehingga apabila diperlukan 500 cetak, maka diperlukan kertas sebanyak 500/8.2 = 60.9 atau 61plano (sumber:AliyaDesign & Print)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anda Pengunjung ke :